Kuliah Bergitar
Jika ditanyakan ke saya apa pelajaran yang masih diingat saat kuliah di Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dulu? Bukan pelajaran Geologi, Dasar-Dasar Ilmu Tanah,
Fotogrametri dan Penafsiran Foto Udara atau Konservasi Tanah. Tetapi saya akan menjawab pelajaran main gitar klasik.
Ceritanya, ada dosen yang baru pulang dari sekolah di Jerman. Ia sudah 10 tahun sekolah. Saat pulang dan mengajar kembali, ia menawarkan untuk mengajari kita bermain gitar klasik, di luar jadwal kuliah.
Kita seneng banget. Beberapa kawan menyatakan kesediaan. Dan jadilah kita tiap Rabu malam belajar gitar klasik, baca notasi, dan belajar memetik senar.
Saya bela-belain pakai gitar adik saya yang dia dapatkan dari hadiah kuis di Radio Prosalina Jember.
Menariknya, saat teman-teman saya makin pinter memetik gitar, kok ya kemampuan saya tetap disitu-situ saja. Hanya satu lagu yang bisa saya mainkan. Itupun dengan kecepatan standar. Sampai gitar saya memuai dan senarnya putus berkali-kali, saya hanya bisa memainkan satu lagu.
Padahal bapak saya seniman, bisa memainkan kendang, terbangan dan melantunkan shalawat dengan indah, kakak kedua seniman teater, lha kok saya untuk urusan seni, mulai dari menggambar, menyanyi dan meminkan alat musik, selalu keok.
Ternyata darah seni tidak menurun setetes pun padaku.
Fotogrametri dan Penafsiran Foto Udara atau Konservasi Tanah. Tetapi saya akan menjawab pelajaran main gitar klasik.
Ceritanya, ada dosen yang baru pulang dari sekolah di Jerman. Ia sudah 10 tahun sekolah. Saat pulang dan mengajar kembali, ia menawarkan untuk mengajari kita bermain gitar klasik, di luar jadwal kuliah.
Kita seneng banget. Beberapa kawan menyatakan kesediaan. Dan jadilah kita tiap Rabu malam belajar gitar klasik, baca notasi, dan belajar memetik senar.
Saya bela-belain pakai gitar adik saya yang dia dapatkan dari hadiah kuis di Radio Prosalina Jember.
Menariknya, saat teman-teman saya makin pinter memetik gitar, kok ya kemampuan saya tetap disitu-situ saja. Hanya satu lagu yang bisa saya mainkan. Itupun dengan kecepatan standar. Sampai gitar saya memuai dan senarnya putus berkali-kali, saya hanya bisa memainkan satu lagu.
Padahal bapak saya seniman, bisa memainkan kendang, terbangan dan melantunkan shalawat dengan indah, kakak kedua seniman teater, lha kok saya untuk urusan seni, mulai dari menggambar, menyanyi dan meminkan alat musik, selalu keok.
Ternyata darah seni tidak menurun setetes pun padaku.
Komentar
Posting Komentar