Cerita Secangkir Kopi


Setiap meminum secangkir kopi, ingatanku selalu meluncur ke masa lalu, masa kecilku.
Setiap hari, emak selalu membuatkan secangkir kopi besar untuk bapak. Kopi kental manis. Bapak akan selalu meminumnya di pagi hari, sebelum beraktivitas. Terkadang, saat bapak bekerja di kandang sapi, emak selalu membuatkannya juga.

Kopi kental manis di pagi hari yang selalu membawa kenangan. Karena, semua anggota keluarga suka minum kopi, dan pasti akan minum kopi bapak.
Jika bapak masih belum meminum kopinya, maka kopi itu akan aman, tidak tersentuh oleh siapapun.
Tapi jika bapak meminumnya sekali saja, maka sehabis itu, ketiga kakakku, dan juga aku akan berebut untuk meminumnya. Dan terakhir emak. Yang tertinggal adalah lethek (sisa kopi). Kemudian emak menambahkan air putih ke dalamnya. Jadilah kopi itu kopi cuer (encer).
Dan saat bapak kembali akan meminum kopinya, bapak pasti marah-marah karena kopi kental manisnya telah berganti menjadi kopi cuer. Dan itu terjadi setiap hari. Dan emak juga tak pernah mengganti kopi cuernya dengan kopi kental manis lagi. Kecuali untuk malam hari.
Cerita kopi yang tak terlupakan olehku.

1 Januari 2013

Komentar

  1. Mantep, secangkir kopi bisa menghangatkan suasana dan berbagi cerita kepada teman,sahabat, dan saudara

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tiwul, Nasibmu Kini

Green Community dan Desa Wisata Konservasi